11 September 2012

Trauma?

Gua selalu gemetar saat berdiri di depan banyak orang. Bahkan setelah gua berkali-kali mendapat kesempatan untuk tampil di depan kelas pun, gua masih "bergetar". Kalau hal itu terjadi, gua benci banget dan rasanya ingin mengutuk diri sendiri. Kenapa, sih, cuma bicara di depan orang aja elo bisa bergetar kayak hape? Sialan!

Awalnya gua tak menyadari alasannya, dan memang tak peduli dengan itu. Tetapi lama kelamaan gua bingung sendiri. Padahal gua juga sudah sering berdiri di depan banyak orang. Tapi masih aja gua bergetar, gemetar, dan jantung ini rasanya ingin meluncur. 

Setelah gua teliti, dan gua pikir-pikir. Mungkin ini karena trauma masa kecil! Hidup gua yang dulu tak sebagus sekarang ini. Dulu waktu gua pindah ke kota yang sekarang gua tempati, keluarga gua masih "low-money". Masih belum memulihkan keadaan keuangan. Dan saat itu, gua masuk sekolah kelas 1 SD. Gua tak bisa membeli semua buku, dan terpaksa harus meminjam dari orang lain.

Sialnya gua, buku bekas yang gua dapat itu benar-benar hancur! Ada satu buku yang paling gua ingat sampai sekarang ini. Yaitu buku bahasa Indonesia. Pernah suatu kali guru gua nyuruh gua maju ke depan dan membaca. Hancur!! Buku bahasa Indonesia gua hancurnya bukan kepalang, seluruh kertas robek. Waktu gua pikir-pikir lagi kasian juga bukunya, sampai hancur tak bersisa kek gitu. Tapi dulu itu malunya bukan main.

Saat gua sudah berdiri di depan kelas, "makjang"! Buku yang gua pegang berjatuhan. Kertasnya berserak-serak di lantai. Alhasil semua teman kelas gua ketawa terbahak. Gua malu semalu-malunya. Gua berusaha keras untuk tidak menjatuhkan kertas itu lagi dan akhirnya menyelesaikan penderitaan gua waktu itu.

Gua memang sempat melupakan kejadian itu bertahun-tahun lamanya. Tapi walau otak sudah melupakannya, fisik gua masih ingat. Gua gemetar tiap kali tampil di depan orang banyak. Jantung gua berdegup-degup kencang.

Pernah suatu kali gua tampil bersama teman gua. Pas waktu itu, guru Bahasa Indonesia nyuruh kami satu kelompok untuk mempresentasikan sebuah buku. Kami memilih buku obat tradisional. Saat tampil di depan, teman gua yang baca duluan dan gua sama teman yang lain duduk di kursi yang telah disediakan di depan kelas. Pas giliran gua, gua berdiri, gua sudah hafal tentang hal yang harus di sampaikan. Tapi "trauma" yang gua rasakan masih aja keikut. Alhasil, gua bukannya lihat penonton tapi malah melihat ke atas ruangan, terlihat seperti sedang menghafal sesuatu bukan mempresentasikannya. Buruknya, parahnya, anjritnya, seperti yang sudah gua bilang, walaupun gua sudah sering tampil, getaran itu tetap ada. Gua berusaha berdiri tegak dan tenang, tetapi memang sialan tubuh gua, gemetar terus.

Teman gua yang ada di sebelah gua ketawa melihat tingkah gua. Saat gua selesai dengan bacaan gua, gua bilang sama dia kalau gua gugup banget. Teman gua jawab gini, "Iya, dari samping aku lihat baju kamu goyang-goyang. Kamu gemetaran terus." Lalu tawanya pecah, kecil memang tapi cukup buat gua merasa tidak nyaman.

Gua ingin banget supaya bisa menghilangkan trauma ini. Mungkin karena gua belum cukup sering tampil di depan banyak orang kali yah. Maka dari itu juga, gua kepikiran buat ikut SEALNET. Sebuah program dari Amerika. Kepanjangannya adalah South East Asian Leadership Network. Program itu mendidik kita untuk menjadi seorang pemimpin. Beruntung banget di sekolah gua ada program itu. Dengar-dengar katanya orang Amerika-nya sendiri yang mengusulkan untuk membuka cabang di sini, di sekolah gua. Eseh, eseh, tapi gua yakin ada sekolah lain yang mendapat program itu, kok.

Nah, dari SEALNET itu gua mendapat cukup banyak pengalaman. Memang baru dua kali gua ikut kegiatan itu, tapi sejauh ini semuanya menyenangkan. Terakhir kali aku ikut, mereka secara mendadak menyuruh kami untuk membuat sebuah "invention", sebuah penemuan selama sepuluh menit. Bayangin tuh, secara tiba-tiba, tanpa persiapan. Alhasil kelompok gua yang sial banget dapat giliran kedua tampil, menunjukkan hasil yang tidak memuaskan. Kelompok gua mempresentasikan sebuah jam tangan make-up. Parahnya, saat kami semua bergiliran membacakan kegunaan jam itu, semuanya malah menyerukan inti kalimat yang sama, "make-up" dan "jam". Untuk menambah keparahannya lagi, trauma gua bergetar di depan publik masih terulang. Gua memegang kertas gambar jam tangan gua dengan tangan gemetar, cih.

Setelah kelompok gua siap tampil di depan. Gua merenungkan kembali presentasi gua. Hancur banget, gara-gara sepuluh menit sialan itu, gua kelupaan banyak elemen. Setelah grup-grup yang lain tampil, tiba-tiba imajinasi gua keluar terus. Mulai dari jam tangan dengan fasilitas GPS, Chatting, Digital Media, sampai tempat menyimpan permen, keluar gitu aja setelah gua tampil! Sialan gak tuh! Kampret, seru gua dalam hati. Gua tak senang dengan hasil gua yang gak maksimal.

Semoga aja setelah mengikuti serangkaian kegiatan dalam SEALNET itu gua bisa mendapatkan lebih banyak percaya diri dan bisa tampil tanpa perlu vibration lagi. Dan semoga juga SEALNET kedepannya bisa lebih oke dari yang sekarang ini, berhubung umurnya masih satu tahun... Berakhirlah sudah curahan hati gua alias curhat hari ini. Kalau ada yang baca, gua terkesima, dan kalau gak ada, trus gua kudu bilang WOW gitu?

:)


2 komentar:

  1. sama gue juga gemetaran kalau lagi tmpil di depan umum, apalagi kalau pegang kertas

    BalasHapus
  2. Aku juga nih . Tiap disuruh ngerjain soal di papan pasti tanganku selalu bergetar dan aku malu sekali :( :(
    Gimana caranya agar ngga gitu lagi ?

    BalasHapus