18 Maret 2012

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

Sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
Proses sosialisasi berlangsung seumur hidup dalam diri manusia. Adapun yang dipelajari adalah peran,nilai, dan norma sosial.

Tujuan sosialisasi :
  • Membekali seseorang dengan keterampilan tertentu
  • Mengembangkan kemampuan komunikasi secara efektif
  • Mengendalikan fungsi-fungsi organik dan latihan  mawas diri yang tepat
  • Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat

Teori sosialisasi :
 
Charles Horton Cooley, dalam teorinya “Looking Self-Glass” bahwa diri seseorang memantulkan apa yang dirasakan sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya.
Menurut beliau, ada tiga tahap pembentukan kepribadian seseorang yaitu:
  1. Seseorang membayangkan bagaimana perilaku / tindakannya tampak bagi orang lain.
  2. Seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai perilaku / tindakan tersebut.
  3. Seseorang membangun konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian orang lain dan dirinya tersebut.
Menurut George Herbert Mead, ada tiga tahap perkembangan manusia :
  1. Tahap play stage : Tahap dimana seorang anak kecil mengambil peran orang-orang yang ada disekitarnya.
  2. Tahap game stage : Suatu tahap seorang anak tidak hanya mengetahui tentang peran yang harus dijalankannya tetapi telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi
  3. Tahap generalized others : Suatu tahap dimana seorang anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas dan telah ditemukan identitas dirinya

Ada dua bentuk sosialisasi yaitu :
  1. Sosialisasi primer : sosialisasi awal atau pertama kali yang diperoleh dari lingkungan keluarganya (orang tua atau saudaranya)
  2. Sosialisasi sekunder : sosialisasi lanjutan yang diperoleh seseorang dari luar lingkungan keluarga, seperti sekolah, kelompok bermain, pekerjaan, dan media massa.

Faktor pembentuk kepribadian :
  1. Warisan biologis (keturunan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa IQ tingkat kecerdasaan anak lebih mirip dengan IQ orang tua kandungnya dibandingkan orangtua angkatnya. Hal ini berhubungan dengan faktor keturunan. Warisan biologis juga berhubungan dengan orang tuanya, seperti golongan darah, jenis penyakit ternetu, alergi, jantung koroner, asma, dsb.
  2. Lingkungan fisik (geografis). Orang yang hidup didaerah pegunungan yang mengembangkan pertanian akan berbeda kperibadiannya dengan orang yang hidup di tepi pantai sebagai nelayan. Demikian pula orang yang hidup di daerah panas dan miskin cenderung berbeda kepribadiannya dengan orang yang tinggal didaerah subur dan kaya.
  3. Kebudayaan. Setiap kebudayaan menyediakan seprangkat norma yang berbeda dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lainnya dan mempengaruhi kepribadian anggotanya. Misalnya : suku suni di meksiko, terdapat norma adat yang mengharuskan setiap anggotanya memiliki rasa malu dan mengendalikan diri.
  4. Pengalaman kelompok. Masyarakat majemuk memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan standar / ukuran moral yang berbeda-beda. Standar / ukuran tersebut digunakan untuk menentukan mana kepribadian yang baik dan mana yang tidak baik.
  5. Pengalaman unik. Misalnya : dua orang gadis cantik dalam keluarga dapat memiliki kepribadian yang berbeda, satu lebih percaya diri dan tenang dalam berpenampilan dan satu lagi kurang percaya diri dan berpenampilan biasa-biasa saja.


Sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian
Kepribadian adalah ciri-ciri dan sifat khas yang mewakili sikap/ tabiat seseorang yang mencakup pola-pola pemikiran serta perasaan, konsep diri, perangai, mentalitas, yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
Kepribadian sebagai hasili proses sosialisasi dapat dibedakan atas tipe :
  1. Sanguinis : orang yang populer, suka bertutur kata, banyak bicara, dan dapat menjadi pusat perhatian dari orang-orang disekitarnya. Kelemahan : sifatnya yang moody bergantung pada suasana hati, kadang-kadang cepat gembira, namun tiba-tiba menangis atau sebaliknya.
  2. Melankolis : orang melankolis selalu menuntut kesempurnaan, menyukai hal detail, dan membutuhkan ketelitian. Kelemahan : kadang-kadang suka menunda pekerjaan sampai terciptanya suasana yang sempurna.
  3. Koleris : orang yang memiliki jiwa kepemimpinan, punya wibawa, kharisma, dan kemauan yang kuat, serta gemar mengatur. Kelemahan : cenderung sulit menerima masukan dari orang lain.
  4. Phlegmatis : orang yang cinta perdamaian. Ia selalu mengalah dan tidak mau terlibat dalam perdebatan. Kelemahan : karena terlihat lemah, kadang-kadang dipermainkan oleh orang lain.

Agen-agen / media sosiaslisasi :
  • Keluarga : pada awal kehidupan seseorang, agen sosialisasi adalah orang tua, dan saudara kandung. Peran orangtua sangat penting dalam sosialisasi dan pembentukan kepribadian anak.
  • Kelompok sebaya/teman sepermainan : anak mulai mempelajari berbagai aturan tentang peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat, dengan bermain ia mulai mengenal nilai keadilan, toleransi, dan solidaritas.
  • Sekolah : disekolah seorang anak harus belajar mandiri. Peranan yang paling menonjol adalah peranan yang diraih dengan menunjukkan prestasi. Di sekolah setiap siswa mendapat perlakuan yang sama ( universalisme). Kegiatan siswa dan penilaian terhadap kelakuan spesifik. Jika anak melakukan kesalahan pada jam pelajaran matematika sama sekali tidak mempengaruhi nilainya terhadap pelajaran sosiologi.
  • Media massa : penayangan film-film keras dan brutal melalui televisi dapat menimbulkan perilaku yang keras. Selain itu dapat pula mempengaruhi sikap dan perilaku agresif pada anak-anak. Iklan yang ditayangkan melalui televisi pun mempunyai potensi untuk memicu perubahan pada konsumsi/ gaya hidup masyarakat.

Ada dua tipe sosialisasi yaitu :
  1. Sosialisasi formal : adalah sosialisasi yang terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang dalam negara, seperti : lembaga pendidikan sekolah dan pendidikan militer
  2. Sosialisasi informal : sosialisasi yang terjadi di dalam masyarakat, seperti : dari sahabat, hubungan pergaulan yang bersifat kekeluargaan, pengalaman-pengalaman dari anggota organisasi, dsb.
Ada dua pola sosialisasi yaitu :
  1. Sosialisasi represif, yaitu : sosialisasi yang menekankan pada penggunaan hukum terhadap kesalahan. Ciri-ciri :
    • Penekanan pada kepatuhan anak terhadap orang tua
    • Komunikasi bersifat satu arah
    • Non verbal dan berisi peraturan
    • Penekanan sosialisasi terletak pada orangtua dan keinginan orang tua
  2. Sosialisasi partisipatoris, yaitu : Sosialisasi yang menekankan pada imbalan ketika anak perperilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses ini anak diberi kebebasan. Yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak.

1 komentar:

  1. Media awal dari suatu pembentukan kepribadian seseorang yaitu....


    Itu jwbannya apa

    BalasHapus