17 Agustus 2012

Budaya Politik


Pengertian Budaya dan Politik

Budaya.
Secara etimologi, budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yakni dari kata budi dan kata daya yang artinya adalah buah pemikiran manusia.
Secara umum, budaya adalah tradisi atau kebiasaan yang dijalankan oleh sekelompok manusia.

Politik
Secara etimologi, politik berasal dari bahasa latin yakni kata political.
Secara umum, politik adalah suatu cara atau taktik yang dilakukan oleh sekelompok manusia untuk mendapatkan kekuasaan.

Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.


Menurut Robert E. Ward, masyarakat politik memiliki ciri sebagai berikut:

  • Organisasi pemerintahan yang beranekaragam dan sistem fungsional yang spesifik. 
  • Kadar integrasi yang tinggi dalam struktur pemerintahan.
  • Besarnya peranan prosedur-prosedur rasional dan sekuler dalam proses pengeambilan keputusan politik.
  • Efektivitas keputusan politik
  • Adanya efektif rasa terhadap sejarah bangsanya.
  • Tingginya minat partisipasi pada sistem politik.
  • Alokasi peranan politik yang didasarkan pada prestasi daripada kedudukan sosial.
  • Pelaksanaan ketentuan yuridis dan peraturan umum yang didasarkan pada sistem hukum yang berlaku bagi semua orang.


Menurut Almond dan Verba, ruang lingkup budaya politik adalah sebagai berikut :

  • Orientasi individu yang diperoleh dari pengetahuan yang luas maupun sempit;
  • Orientasi dipengaruhi perasaan keterlibatan, keterikatan, ataupun penolakan.
  • Orientasi bersifat menilai terhadap objek dan peristiwa politik.



Tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.

Bentuk budaya politik menurut Rusadi Kantaprawira adalah

  • Budaya politik Parokial. Ini terjadi didalam masyarakat yang terisolir atau yang masih mempertahankan tradisinya. Umumnya terjadi di daerah pedalaman. Contohnya, melaksanakan perintah seseorang karena dirinya satu agama dengannya. 
  • Budaya politik Kaula. Ini terjadi pada masyarakat yang cara berpikirnya secara vertikal. Artinya menganggap seseorang lebih rendah atau lebih tinggi derajatnya dari dirinya. Budaya politik Kaula dan parokial hampir sama. Bedanya orang dari politik bisa bergabung dengan politik partisipan ataupun parokial, sedangkan parokial hanya pada parokial. 
  • Budaya politik Partisipan. Ini terjadi pada masyarakat yang telah berpendidikan tinggi dan pola pikirnya horizontal. Artinya menganggap dirinya sama derajatnya dengan orang lain. Contohnya ikut memberikan pemikiran tentang menciptakan kedisiplinan di sekolah.

Dampak dari penjajahan, adanya kerajaan, adanya paternalistik, dan ikatan primodial dapat mengakibatkan terjadinya budaya politik parokial dan kaula.

Faktor penyebab lahirnya berbagai budaya politik.

  • Adanya keragaman masyarakat di Indonesia
  • Masih adanya daerah yang terisolir dan tidak mendapat pengaruh dari luar
  • Masih tingginya tingkatan primordial atau kesukuan
  • Masih tingginya sikap tentang paternalisme
  • Adanya dilema antara modernisasi dengan tradisi dalam masyarakat



Pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik

Sosialisasi politik adalah suatu proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat dalam menjalani kehidupan politik.

Bentuk sosialisasi politik ada dua yakni :

  • Pendidikan Politik. Ini dilakukan melalui lembaga-lembaga formal dengan cara melakukan dialog. Melalui proses ini, para anggota masyarakat diharap akan mengenal dan mempelajari nilai, norma, dan simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik, seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.
  • Indoktrinasi Politik. Ini dilakukan dengan cara memanipulasi nilai, norma, dan simbol oleh penguasa. Partai politik dalam sistem politik totaliter dan ditaktor melaksanakan fungsi indoktrinasi politik.

Sosialisasi yang baik adalah dengan jalan pendidikan politik karena dapat mendorong masyarakat untuk berubah dari budaya politik parokial-kaula menjadi budaya politik partisipan.

Sarana sosialisasi politik, yakni:

  • Keluarga. Ini dapat dikaitkan pada saat dibuatnya keputusan oleh keluarga itu sendiri.
  • Sekolah. Dapat dilakukan dengan adanya pendidikan kewarganegaraan dan proses pemilihan OSIS.
  • Kelompok Pergaulan. Dapat dikaitkan dengan suasana yang ada di kelompok itu sendiri. Misalnya kelompok pergaulan keagamaan, maka orang-orang yang dekat dengan kelompok itu, kecenderungannya akan baik, dan lain sebagainya.
  • Pekerjaan. Dikaitkan dengan lingkungan pekerjaan yang dilakukan baik dalam lembaga formal maupun informal seperti serikat buruh, klub sosial, dsb. Individu mengidentifikasikan diri dengan suatu kelompok tersebut sebagai acuan dalam kehidupan politik.
  • Media massa dapat melakukan upaya untuk mempengaruhi orang lain agar menerima nilai-nilai dan sikap yang baik. 


2 komentar: