17 Agustus 2012

Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Perkembangan pengaruh Hindu-Buddha yang penting meliputi tiga hal, yakni :
  • Dengan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha, maka bangsa Indonesia memasuki zaman Sejarah 
  • Kesenian yang bercorak Hindu-Buddha berkembang di Indonesia
  • Di Indonesia berdiri kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha


Jalur perdagangan India-Cina melalui Indonesia

Wilayah Indonesia terdiri atas pulau besar dan kecil yang dihubungkan oleh selat dan laut, hal ini menyebabkan sarana pelayaran merupakan lalu lintas utama penghubung antarpulau. Pelayaran ini dilakukan dengan rangka mendorong aktivitas perdagangan. Pelayaran perdagangan yang dilakukan oleh kerajan-kerajaan di Indonesia bukan hanya dalam wilayah Indonesia saja, tetapi telah jauh sampai ke luar wilayah Indonesia.

Pelayaran dan perdagangan di Asia semakin ramai setelah ditemukan jalan melalui laut antara Romawi dan Cina. Rute jalur laut yang dilalui dalam hubungan dagang Cina dan Romawi telah mendorong munculnya hubungan dagang pada daerah-daerah yang dilalui, termasuk wilayah Indonesia oleh karena posisi Indonesia yang strategis di tengah-tengah jalur hubungan dagang Cina dengan Romawi, maka terjadillah hubungan dagang antara kerajaan-kerajaan di Indonesia dan Cina beserta India.

Teori masuknya dan berkembangnya Agama serta Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Melalui hubungan perdagangan, berkembanglah kebudayaan-kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang di Indonesia. Hubungan perdagangan antara Indonesia dan India membawa agama Hindu dan Buddha tersebar di Indonesia serta dianut oleh raja-raja dan para bangsawan. Dari lingkungan raja dan bangsawan itulah agama Hindu-Buddha tersebar ke lingkungan rakyat biasa.

Penyiaran Agama Buddha di Indonesia. Agama Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh para biksu. Antara lain seorang biksu dari Kashmir bernama Gunawarman datang ke Indonesia sekitar tahun 240. Gunawarman adalah seorang biksu Buddha Hinayana. Pada tahun-tahun berikutnya, para biksu Buddha dari Perguruan Tinggi Nalanda (Benggala, India) pun datang ke Indonesia. Makin lama pengaruh Buddha makin berkembang di Indonesia.

Penyiaran agama Buddha di Indonesia lebih awal dari agama Hindu. Dalam penyebarannya agama Buddha mengenal adanya misi penyiar agama yang disebut, Dharmadhuta. Tersiarnya agama Buddha di Indonesia, diperkirakan sejak abad ke-2 Masehi, dibuktikan dengan penemuan Arca Buddha dari perunggu di Jember, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Arca-arca itu berlanggam Amarawati. Namun, belum diketahui siapa pembawanya dari India Selatan ke Indonesia. Di samping itu, juga ditemukan arca Buddha dari batu di Palembang.

Penyiaran Agama Hindu di Indonesia. Proses masuknya agama Hindu di Indonesia dibawa oleh kaum pedagang, baik pedagang India yang datang ke Indonesia maupun pedagang dari wilayah Indonesia yang berlayar ke India. Akan tetapi, di lain pihak terdapat beberapa teori yang berbeda tentang penyebaran agama Hindu ke Indonesia. Pendapat atau teori tersebut di antarannya :
  • Teori Sudra, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra, karena mereka dianggap sebagai orang-orang buangan. 
  • Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India berkasta Waisya, karena mereka terdiri atas para pedagang yang datang dan kemudian menetap di salah satu wilayah di Indonesia. Bahkan banyak di antara pedagang itu yang menikah dengan wanita setempat. 
  • Teori Ksatria, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India berkasta Ksatria. Hal ini disebabkan terjadi kekacauan politik di India, sehingga para Ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka lalu mendirikan kerajaan-kerajaan dan menyebarkan agama Hindu. 
  • Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu dilakukan oleh kaum Brahmana. Kedatangan mereka ke Indonesia untuk memenuhi undangan kepala suku yang tertarik dengan agama Hindu. Kaum Brahmana yang datang ke Indonesia inilah yang mengajarkan agama Hindu ke masyarakat. 


Dari keempat teori tersebut, hanya teori Brahmana yang dianggap sesuai dengan bukti-bukti yang ada. Bukti-bukti tersebut diantaranya :
  • Agama Hindu bukan agama yang demokratis, karena urusan keagamaan menjadi monopoli kaum Brahmana, sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
  • Prasasti yang pertama kali ditemukan berbahasa Sansekerta, sedangkan di India bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Jadi, hanya kaum Brahmana-lah yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.



Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Tersebarnya pengaruh Hindu dan Buddha di Indonesia menyebabkan terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan itu terlihat dengan jelas pada kehidupan masyarakat Indonesia di berbagai daerah di Indonesia.


Fakta tentang Proses Interaksi Masyarakat di Berbagai Daerah dengan Tradisi Hindu-Buddha

Masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia menimbulkan perpaduan budaya antara budaya Indonesia dengan budaya Hindu-Buddha. Perpaduan dua budaya yang berbeda ini dapat disebut dengan akulturasi, yaitu dua unsur kebudayaan bertemu dan dapat hidup berdampingan serta saling mengisi dan tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut.

Namun, sebelum masuknya pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat di wilayah Indonesia telah memiliki kebudayaan yang cukup maju. Unsur-unsur kebudayaan asli telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Unsur-unsur kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia diterima dan diolah serta disesuaikan dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia, tanpa menghilangkan unsur-unsur asli.

Oleh karena itu, Kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja. Hal ini disebabkan :
  • Masyarakat di Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi, sehingga masuknya kebudayaan asing menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
  • Masyarakat di Indonesia memiliki kecakapan istimewa yang disebut dengan local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadiannya. 


Munculnya pengaruh Hindu-Buddha (India) di Indonesia sangat besar dan dapat terlihat melalui beberapa hal seperti :
  • Seni Bangunan. Seni Bangunan yang menjadi bukti berkembangnya pengaruh Hindu Buddha di Indonesia pada bangunan Candi. Candi Hindu maupun Candi Buddha ditemukan di Sumatera, Jawa, dan Bali pada dasarnya merupakan perwujudan akulturasi budaya lokal dengan bangsa India. Pola dasar candi merupakan perkembangan dari zaman prasejarah tradisi megalitikum, yaitu bangunan punden berundak yang mendapat pengaruh Hindu-Buddha, sehingga menjadi wujud candi, seperti Candi Borobudur.
  • Seni Rupa. Unsur seni rupa atau seni lukis India telah masuk ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan telah ditemukannya arca Buddha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Buddha berlanggam Amarawati ditemukan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Seni rupa India pada Candi Borobudur ada pada relief-relief ceritera Sang Buddha Gautama. Relief pada Candi Borobudur pada umumnya lebih menunjukkan suasanan alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena lukisan seperti itu tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang ada di India. Juga relieef Candi Prambanan yang memuat ceritera Ramayana.
  • Seni Sastra. Seni sastra India turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia. Bahasa sansekerta sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sastra Indonesia. Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Dalam perkembangan bahasa Indonesia dewasa ini, pengaruh bahasa Sansekerta cukup dominan terutama dalam istilah-istilah pemerintahan juga kitab-kitab kuno di Indonesia banyak yang menggunakan bahasa Sansekerta. Contohnya adalah :
    • Arujunawiwaha, karya Empu Kanwa pada zaman pemerintahannya Airlangga.
    • Bharatayudha, karya Empu Sedah dan Empu Panuluh pada zaman kerajaan Kediri.
    • Gatutkacasraya, karya Empu Panuluh pada zaman Kerajaan Kediri.
    • Arjunawijaya, kerya Empu tantular pada zaman Kerajaan Majapahit. 
  • Kalender. Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu dengan penggunaaan tahun Saka. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau kronogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat atau gambaran kata. Bila berupa gambar harus dapat diartikan kedalam bentuk kalimat. 
  • Kepercayan dan Filsafat. Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia. bangsa Indonesia telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat animisme dan dinamisme. Kemudian, masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia mengakibatkan terjadinya akulturasi. Masuk dan berkembangnya pengaruh terutama terlihat dari segi pemujaan terhadap roh nenek moyang dan pemujaan dewa-dewa alam. 
  • Pemerintahan. Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, bangsa Indonesia mengenal sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan kepala suku berlangsung secara demokratis, yaitu salah seorang kepala suku merupakan pemimpin yang dipilih dari kelompok sukunya, karena memiliki kelebihan dari anggota kelompok suku lainnya. Akan tetapi, setelah masuknya pengaruh Hindu-Buddhha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan  yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahan bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintahkan kerajaannya secara turun-temurun. ( Bukan lagi ditentukan oleh kemampuan, melainkan oleh keturunan).
photo by : desmondong. Nationalgeographic

Faktor-faktor penyebab runtuhnya kerajaan bercorak Hindu-Buddha

Perkembangan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha cukup besar, karena dapat memengaruhi seluruh sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, tidak kurang dari seribu tahun pengaruh Hindu-Buddha dominan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan melalui perkembangan kerajaan Kutai hingga runtuhnya kerajaan Majapahit.

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha diwilayah Indonesia.
  • Terdesaknya kerajaan-kerajaan sebagai akibat munculnya kerajaan yang lebih besar dan lebih kuat.
  • Tidak ada peralihan kepemimpinan atau kaderisasi, seperti yang terjadi pada mas kekuasaan Kerajaan Majapahit
  • Berlangsungnya perang saudara yang justru melemahkan kekuasaan kerajaan, seperti yang terjadi pada kerajaan Syailendra dan Majapahit
  • Banyak daerah yang melepaskan diri akibat lemahnya pengawassan pemerintahan pusat dan raja-raja bawahan membangun sebuah kerajaan yang merdeka serta tidak terikat lagi oleh pemerintahan pusat
  • Kemunduran ekonomi dan perdagangan. Akibat kelemahan pemerintah pusat, masalah perekonomian dan perdagangan diambil alih para pedagangn Melayu dan Islam
  • Tersiarnya agama dan budaya Islam, yang dengan mudah diterima para dipati di daerah pesisir. Hal ini membuat mereka merasa tidak terikat lagi dengan pemerintahan kerajaan pusat seperti pada kekuasaan kerajaan Majapahit.
Setelah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha runtuh, seperti kerajaan Majapahit di daerah Jawa Timur dan kerajaan Pajajaran di derah Jawa Barat, bukan berarti tradisi Hindu-Buddha juga lenyap. Tradisi Hindu-Buddha masih terus bertahan sesuai dengan perkembangan zaman. Bahkan pada daerah-daerah yang telah mendapat pengaruh Islam, tradisi Hindu-Buddha tidak begitu saja menghilang. Misalnya pada masyarakat Jawa terdapat upacara membawa sesaji ke sawah atau upacara persembahan kepada penguasa Laut Selatan dan lain sebagainya.

Sementara itu, tradisi Hindu-Buddha masih terus bertahan dalam kehidupan masyarakat Bali. Setelah kerajaan Hindu Majapahit runtuh, banyak rakyat Majapahit yang pindah ke pulau Bali dan melanjutkan tradisi kehidupannya disana. Dalam kehidupan masyarakat Bali sering terdengar istilah Wong Majapahit atau sekelompok orang yang berasal dari Majapahit. Masyarakat Hindu Bali yang termasuk keturunan Majapahit memiliki tempat yang mayoritas. Sedangkan masyarakat Bali asli terdesak ke daerah-daerah pegunungan seperti ke daerah Trunyan, Tenganan (di daerah Bali bagian timur), Tigawasa, Sembiran (di daerah Bali Utara).

Bali juga dapat disebut sebagai museum hidup kebudayaan Hindu di Indonesia. Agama Hindu di Bali disebut dengan agama Hindu Dharma atau dengan Hindu dan Buddha. Roh nenek moyang dipuja oleh anak cucunya setelah jenazah dibakar (ngaben). Tempat pemujaannya dilakukan di Pura. Sementara itu, dewa-dewa dalam agama Hindu telah dimanifestasikan sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan sebutan Sang Hyang Widhi. Dalam penjelmaannya dapat disebut sebagai Dewa Brahma(pencipta), Dewa Wisnu(pemelihara), dan Dewa Siwa(pelabur/perusak). Di samping itu juga dipuja dewa-dewa yang telah disesuaikan dengan fungsi dan kedudukan dari dewa tersebut seperti Dewi Sri(dewa padi), Dewa Agni(dewa api), Dewa Baruna(dewa laut), Dewa Bayu(dewa angin), dan lain sebagainya.

Apabila kita perhatikan, ternyata perkembangan pengaruh Hindu-Buddha di wilayah Indonesia tidak meliputi seluruh masyarakat di kepulauan Indonesia. Bahkan dua kerajaan nasional yang pernah membawa harum nama Indonesia sampai ke luar wilayah Indonesia seperti Sriwijaya dan Majapahit, belum dapat mengembangkan pengaruhnya ke seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh kerajaan Sriwijaya terbatas pada daerah-daerah di wilayah Indonesia bagian barat. Sedangkan kerajaan Majapahit yang berhasil mempersatukan seluruh wilayah Nusantara, ternyata kekuasannya hanya terbatas pada bidang politik yang dibuktikan dengan tunduknya mereka kepada Majapahit. Tetapi Majapahit tidak mengembangkan pengaruh budaya dan agama Hindu pada daerah-daerah yang dikuasainya. Sehingga ketika kerajaan Majapahit runtuh, mereka terus mengembangkan pola hidup seperti pada masa sebelum daerah tersebut dikuasai kerajaan Majapahit. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan tradisi Hindu-Buddha tidak merata di kepulauan Indonesia. Daerah-daerah yang tidak mendapat pengaruh Hindu-Buddha di wilayah Indonesia antara lain Sulawesi, Kepulauan Maluku, Papua, dan Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Lanjut Baca »

Budaya Politik


Pengertian Budaya dan Politik

Budaya.
Secara etimologi, budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yakni dari kata budi dan kata daya yang artinya adalah buah pemikiran manusia.
Secara umum, budaya adalah tradisi atau kebiasaan yang dijalankan oleh sekelompok manusia.

Politik
Secara etimologi, politik berasal dari bahasa latin yakni kata political.
Secara umum, politik adalah suatu cara atau taktik yang dilakukan oleh sekelompok manusia untuk mendapatkan kekuasaan.

Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.


Menurut Robert E. Ward, masyarakat politik memiliki ciri sebagai berikut:

  • Organisasi pemerintahan yang beranekaragam dan sistem fungsional yang spesifik. 
  • Kadar integrasi yang tinggi dalam struktur pemerintahan.
  • Besarnya peranan prosedur-prosedur rasional dan sekuler dalam proses pengeambilan keputusan politik.
  • Efektivitas keputusan politik
  • Adanya efektif rasa terhadap sejarah bangsanya.
  • Tingginya minat partisipasi pada sistem politik.
  • Alokasi peranan politik yang didasarkan pada prestasi daripada kedudukan sosial.
  • Pelaksanaan ketentuan yuridis dan peraturan umum yang didasarkan pada sistem hukum yang berlaku bagi semua orang.


Menurut Almond dan Verba, ruang lingkup budaya politik adalah sebagai berikut :

  • Orientasi individu yang diperoleh dari pengetahuan yang luas maupun sempit;
  • Orientasi dipengaruhi perasaan keterlibatan, keterikatan, ataupun penolakan.
  • Orientasi bersifat menilai terhadap objek dan peristiwa politik.



Tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.

Bentuk budaya politik menurut Rusadi Kantaprawira adalah

  • Budaya politik Parokial. Ini terjadi didalam masyarakat yang terisolir atau yang masih mempertahankan tradisinya. Umumnya terjadi di daerah pedalaman. Contohnya, melaksanakan perintah seseorang karena dirinya satu agama dengannya. 
  • Budaya politik Kaula. Ini terjadi pada masyarakat yang cara berpikirnya secara vertikal. Artinya menganggap seseorang lebih rendah atau lebih tinggi derajatnya dari dirinya. Budaya politik Kaula dan parokial hampir sama. Bedanya orang dari politik bisa bergabung dengan politik partisipan ataupun parokial, sedangkan parokial hanya pada parokial. 
  • Budaya politik Partisipan. Ini terjadi pada masyarakat yang telah berpendidikan tinggi dan pola pikirnya horizontal. Artinya menganggap dirinya sama derajatnya dengan orang lain. Contohnya ikut memberikan pemikiran tentang menciptakan kedisiplinan di sekolah.

Dampak dari penjajahan, adanya kerajaan, adanya paternalistik, dan ikatan primodial dapat mengakibatkan terjadinya budaya politik parokial dan kaula.

Faktor penyebab lahirnya berbagai budaya politik.

  • Adanya keragaman masyarakat di Indonesia
  • Masih adanya daerah yang terisolir dan tidak mendapat pengaruh dari luar
  • Masih tingginya tingkatan primordial atau kesukuan
  • Masih tingginya sikap tentang paternalisme
  • Adanya dilema antara modernisasi dengan tradisi dalam masyarakat



Pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik

Sosialisasi politik adalah suatu proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat dalam menjalani kehidupan politik.

Bentuk sosialisasi politik ada dua yakni :

  • Pendidikan Politik. Ini dilakukan melalui lembaga-lembaga formal dengan cara melakukan dialog. Melalui proses ini, para anggota masyarakat diharap akan mengenal dan mempelajari nilai, norma, dan simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik, seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.
  • Indoktrinasi Politik. Ini dilakukan dengan cara memanipulasi nilai, norma, dan simbol oleh penguasa. Partai politik dalam sistem politik totaliter dan ditaktor melaksanakan fungsi indoktrinasi politik.

Sosialisasi yang baik adalah dengan jalan pendidikan politik karena dapat mendorong masyarakat untuk berubah dari budaya politik parokial-kaula menjadi budaya politik partisipan.

Sarana sosialisasi politik, yakni:

  • Keluarga. Ini dapat dikaitkan pada saat dibuatnya keputusan oleh keluarga itu sendiri.
  • Sekolah. Dapat dilakukan dengan adanya pendidikan kewarganegaraan dan proses pemilihan OSIS.
  • Kelompok Pergaulan. Dapat dikaitkan dengan suasana yang ada di kelompok itu sendiri. Misalnya kelompok pergaulan keagamaan, maka orang-orang yang dekat dengan kelompok itu, kecenderungannya akan baik, dan lain sebagainya.
  • Pekerjaan. Dikaitkan dengan lingkungan pekerjaan yang dilakukan baik dalam lembaga formal maupun informal seperti serikat buruh, klub sosial, dsb. Individu mengidentifikasikan diri dengan suatu kelompok tersebut sebagai acuan dalam kehidupan politik.
  • Media massa dapat melakukan upaya untuk mempengaruhi orang lain agar menerima nilai-nilai dan sikap yang baik. 


Lanjut Baca »

Transpor Zat Melewati Membran

Membran bersifat selektif, tidak semua zat dapat melalui membran. Ada molekul-molekul zat yang dapat melewati membran dari kedua sisinya, atau satu sisi saja atau bisa juga sama sekali tidak melewati membran.

Pergerakan zat pada membran plasma dapat melalui lapisan lipid atau dengan protein (protein kanal/pembawa). Bahan larut lemak seperti gliserol, asam lemak, vitamin A, D,E dan K serta hormon jenis steroid dapat berdifusi melalui lapisan lemak. Molekul kecil atau yang tidak bermuatan seperti H2O, CO2, dan O2 dapat melewati membran plasma melalui lapisan lemak. Lapisan lemak menghalangi pergerakan ion dan molekul bermuatan yang melewatinya.

Protein-protein membran memberikan suatu mekanisme untuk melewatkan ion bermuatan dan molekul besar. Protein pengangkut dikenal sebagai :

  • Uniport. Bila protein membawa satu ion atau molekul pada satu arah yang sama.
  • Simport. Bila protein membawa dua ion atau molekul pada satu arah yang sama.
  • Antiport. Bila protein membawa dua ion atau molekul pada arah yang berlawanan. 



Mekanisme Transpor.

Difusi adalah perpindahan zat(gas, cair, atau zat-zat padat) atau pergerakan molekul dari larutan hipertonis (konsentrasi tinggi) ke larutan hipotonis (konsentrasi rendah) dengan atau tanpa melewati membran. Difusi berhenti apabila terjadi keseimbangan, yaitu konsentrasi larutan tersebut isotonis (sama). Difusi dipengaruhi berbagai hal seperti gradien konsentrasi, temperatur, ukuran partikel, dll.

difusi
equilibrium = keseimbangan

Osmosis adalah perpindahan zat pelarut, ion, atau molekul air dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis melewati membran semipermeabel. Osmosis juga dapat berarti difusi air keluar masuk sel. Besarnya osmosis tergantung pada potensial osmotik dan potensial tekanan. Secara matematis, besarnya osmosis bisa dikatakan sebagai PA=PO+PT. Potensial osmotik menunjukkan perbandingan pelarut dan zat terlarut dalam satuan energi. Potensial tekanan adalah tambahan tekanan yang dapat meningkatkan potensial air.
osmosis

Transpor zat secara difusi dan osmosis tidak memerlukan energi. Prosesnya berlangsung selama terjadi perbedaan kadar larutan sitoplasma dengan larutan air di sekitarnya. Proses ini akan berhenti apabila telah terjadi keseimbangan.

Konsentrasi zat :
Tonisiti merupakan tekanan potensial osmotik lautan. Bila dua larutan dibandingkan dan tekanan potensial osmotiknya sama disebut isotonis. Bila tekanan potensial osmotiknya lebih rendah disebut Hipotonis. Bila tekanan potensial osmotiknya lebih tinggi disebut hipertonis.

konsentrasi zat


Berdasarkan ukuran zat yang ditransportasikan, transpor zat melalui sel dibedakan menjadi transpor mikromolekul dan transpor makromolekul.

Transpor Mikromolekul.

Transpor aktif. (endositosis, eksositosis, pompa Na+ - K+) Adalah perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi dari sel. Perpindahan dapat terjadi meskipun melawan gradien konsentrasi dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel. Muatan listrik tersebut terutama ditentukan oleh ion-ion natrium (Na+), Kalium (K+), dan Klor (Cl-). Sumber energi transpor aktif adalah ATP atau adenosin trifosfat. Disamping adanya energi pengaktifan, di dalam membran sel juga terdapat protein transpor. Pada transpor ini zat berpindah dari konsentrasi rengah ke konsentrasi tinggi. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari sel di imbangi dengan pemasukan 2 ion K+. Contoh transpor aktif antara lain adalah transpor glukosa melalui membran sel. Glukosa merupakan zat yang sangat diperlukan oleh sel, tetapi tidak dapat masuk menembus membran sel. Karenanya, perlu diangkut secara aktif oleh sel, dengan menggunakan energi pengaktifan yang berasal dari hasil pemecahan ATP.
Transpor pasif (difusi, osmosis, difusi terfasilitasi). Adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).

Difusi sederhana. Terjadi bila senyawa atau molekul dapat melewati membran lipid bilayer tanpa menggunakan protein transpor. Senyawa atau molekul seperti H2O, CO2, O2, dan molekul kecil tidak bermuatan dapat dengan mudah melewati membran.

Difusi difasilitasi. Banyak zat terlarut yang dibutuhkan sel tertahan oleh fosfolipid lapis ganda. Untuk berdifusi, zat tersebut dibantu protein transpor yang terdapat di dalam membran sel. Hal ini disebut difusi difasilitasi (facilitated diffusion). Protein transpor dapat mengangkut molekul-molekul dengan beberapa cara di antaranya sebagai berikut:

  • Protein Pembawa. Protein transpor memiliki situs pengikatan yang spesifik terhadap molekul-molekul tertentu.
  • Protein kanal. Protein transpor memberikan suatu saluran hidrofilik melintasi membran yang bersifat selektif untuk zat terlarut tertentu. Protein ini juga berfungsi sebagai saluran yang akan membuka dan menutup apabila ada rangsangan kimiawi maupun listrik. 
difusi terfasilitasi protein pembawa
difusi terfasilitasi dengan protein pembawa
difusi terfasilitasi dengan protein kanal
difusi terfasilitasi dengan protein kanal


Transpor Makromolekul. 

Makromolekul bisa berupa protein, polinukleotida, polisakarida, atau mikroorganisme. Zat-zat tersebut tidak dapat melewati membran sel dengan cara difusi maupun transpor aktif. Akan tetapi, sel dapat memasukkan dan mengeluarkan makromolekul tersebut dengan membentuk vesikel secara endositosis dan eksositosis.

Endositosis. Merupakan pemasukan zat ke dalam sel (fagositosis dan pinositosis).  Pada fagositosis, molekul yang dimasukkan berupa senyawa padat, dan pada pinositosis, molekul yang dimasukkan berupa larutan. Contohnya amoeba dalam memindahkan makanan untuk masuk ke dalam tubuhnya; sel darah putih dalam melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh.


Eksositosis. Merupakan pengeluaran zat dari dalam sel (sekresi oleh sel-sel kelenjar). Vesikel membran plasma yang membawa molekul menyatu dengan membran sel, molekul kemudian dikeluarkan oleh vesikel. Contohnya sel-sel kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah pencernaan.




sumber gambar :
http://g04bio.files.wordpress.com/2011/04/c8-7x11-diffusion.jpg
http://www.bbc.co.uk/bang/images/446x251/osmosis.jpg
http://www.phschool.com/science/biology_place/biocoach/images/biomembrane1/Tonic2.gif
http://awbionotes.files.wordpress.com/2012/07/how_facilitated_dif_c_la_784-1i4rm9g.jpg
http://sun.menloschool.org/~dspence/biology/chapter5/images/channel_diffusion.jpg
http://teachernotes.paramus.k12.nj.us/nolan/2005-2006/CP%20Bio5.jpg
http://www.salem.k12.va.us/staff/jwright/vocabulary/exocytosis.jpg
Lanjut Baca »

Struktur dan letak Jaringan Tumbuhan

Jaringan Meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah. Jaringan meristem mempunyai sel kecil dengan dinding tipis dan nukleus relatif besar.

Berdasarkan letaknya dikenal :

Meristem apikal (ujung). Terletak di ujung akar dan ujung batang. Aktivitas meristem ini mengakibatkan batang dan akar memanjang.

meristem apikal

Meristem lateral (samping). Terdapat pada tumbuhan yang telah dewasa. Meristem ini berperan dalam pertumbuhan sekunder, yaitu bertambahnya ukuran batang dan terbentuknya lingkaran tahun. 

meristem lateral
axillary = lateral

Meristem Interkalar (antara). Terdapat pada nodus batang atau tangkai tumbuhan monokotil yang dekat permukaan tanah. Nodus merupakan tempat melekatnya daun.

meristem interkalar


Berdasarkan asalnya dikenal :
  • Meristem primer. Berasal dari jaringan embrional, umumnya terdapat pada ujung batang dan ujung akar. Pertumbuhan primer ini menyebabkan pemanjangan dari akar atau batang.
  • Meristem sekunder. Adalah meristem primer yang telah differensiasi dan spesialisasi menjadi jaringan dewasa tetapi kembali bersifat embrional. Misalnya kambium dan kambium gabus. Kambium yang terletak diantara berkas pengangkut akan menghasilkan jaringan pengangkut, ke luar membentuk xilem dan ke dalam membentuk floem. Kambium gabus  dari sel-sel korteks yang terdapat dibawah epidermis akan menghasilkan gabus atau periderm yang akan menggantikan epidermis. 


Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya. Spesialisasi adalah pengkhususan sel untuk mendukung fungsi tertentu.



Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi sel hasil pembelahan jaringan meristem. Jaringan dewasa umumnya tidak lagi mengalami pertumbuhan maka disebut jaringan permanen, meliputi jaringan epidermis, parenkima, jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut. Jaringan dewasa merupakan jaringan terluar yang menutupi tumbuhan mulai akar, batang hingga daun. Umumnya jaringan ini terdiri dari selapisan sel yang pipih dan tersusun rapat, bersifat sebagai pelindung dan pertukaran zat.

Jaringan epidermis.
Dapat bermodifikasi sesuai dengan organ yang dilapisinya. Fungsi utamanya adalah untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.

Modifikasi epidermis :
Stomata (mulut daun) adalah celah yang dibentuk oleh sel penjaga.

stomatastomata


Trikomata (rambut-rambut) ada yang glanduler, non-glanduler, tidak mengeluarkan sekret, ataupun mengeluarkan sekret.



Spina (duri). Spina palsu dibentuk oleh jaringan bawah epidermis (contohnya mawar). Sedangkan spina sejati dibentuk dari dalam stele (contoh Bougainvillea).

Velamen adalah sel mati dibagian dalam epidermis pada akar gantung tumbuhan anggrek. Sel kipas (motor cell/ bulliform cell) merupakan tambahan pada epidermis atas daun. Contohnya Bambusa vulgaris, dan Cyperus rotundus. Sel kersik (sel silikia) adalah epidermis yang berisi kristal silika.

velamen
velamen
sel kipas
sel kipas


Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim terletak dibawah epidermis, terbentuk dari meristem dasar. Jaringan ini disebut sebagai jaringan dasar karena :
  • Menyusun sebagian besar jaringan pada organ tumbuhan.
  • Terdapat di antara jaringan lain.
  • Dapat dijumpai sebagai selubung berkas pengangkut.
  • Sel-selnya merupakan sel hidup berukuran besar, tipis, bersegi banyak, mampu bersifat embrional, dan mempunyai ruang antar sel. 

Berdasarkan fungsinya dikenal :
  • Parenkim asimilasi. Jaringan parenkim yang menjadi tempat fotosintesis dan mempunyai kloroplas (klerenkim).
  • Parenkim penimbun. Menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan (vakuola yang besar)
  • Parenkim air, mampun menyimpan air. Sel dengan vakuola besar dan ada pada tumbuhan xerofit seperti kaktus.
  • Parenkim pengangkut. Terdapat disekitar xilem dan floem.
  • Parenkim udara (aerenkim). Yaitu parenkim dengan ruang antar sel yang besar sehingga mampu menyimpan udara contohnya tumbuhan air.
  • Parenkim penutup luka. Disebut juga kambium gabus (felogen).
Berdasarkan bentuknya dikenal :
  • Parenkim palisade yang bentuknya memanjang, tegak, dan banyak mengandung klorofil.
  • Parenkim bunga karang yang bentuk dan susunan selnya tidak teratur. Ruang antarselnya relatif besar. Parenkim palisade dan parenkim bunga karang merupakan penyusun mesofil daun.
  • Parenkim bintang mempunyai bentuk seperti bintang, banyak ruang antarsel.
  • Parenkim lipatan. Dinding selnya mengadakan pelipatan ke arah dalam, serta banyak mengandung kloroplas. 


Jaringan Gabus.
Jaringan gabus (periderma) adalah pelindung yang dibentuk untuk menggantikan epidermis. Fungsi jaringan ini adalah untuk melindungi jaringan lain yang terdapat disebelah dalam agar tidak terlalu banyak kehilangan air. Jaringan ini tampak jelas pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Struktur jaringan ini terdiri dari kambium gabus (felogen) yang akan membentuk gabus (felem) ke arah luar dan feloderma ke arah dalam.


Jaringan Penyokong.
Tumbuhan mempunyai kolenkima dan sklerenkima sebagai jaringan penyokong. Jaringan penyokong sebenarnya merupakan perkembangan dari jaringan parenkim yang dindingnya mengalami penebalan menjadi kolenkim dan berlanjut menjadi skelerenkim.
Jaringan ini terdiri atas :
kolenkim
kolenkim
  • Kolenkim. Jaringan kolenkim masih merupakan sel hidup dengan dinding sel yang lunak dan plastis (bisa ditarik tapi tidak kembali ke wujud asal). Dapat ditemukan di tepi batang ataupun dalam ikatan pembuluh. Kolenkim mempunyai dinding dengan penebalan tidak merata, dengan sejumlah besar pektin dan hemiselulosa tetapi tidak berlignin. Fungsi kolenkim adalah penyokong pada tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba.
  • Sklerenkim. Terdiri dari sel mati dengan penebalan dinding yang merata dan mengandung lignin. Menurut bentuknya, sklerenkim dapat dibagi menjadi :
    • Serabut sklerenkim yang berbentuk serabut panjang. Terdapat pada korteks, perisikel, floem atau xilem. Serat pada tumbuhan monokotil terdapat pada bagian daun, misalnya pelepah daun pisang, nanas seberang, dll. Serat pada tumbuhan dikotil seperti rosela dan waru sering digunakan sebagai bahan untuk membuat benang pakainan, tambang, maupun karung.
    • Sklereid (sel batu), berbentuk bersegi dengan dinding yang keras. Umumnya terdiri atas sel yang pendek dan dindingnya banyak memiliki noktah. Terdapat pada semua organ tumbuhan. Fungsinya untuk menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa dan melindungi bagian lunak yang lebih dalam. Dalam praktik mengamati struktur sel sklereid biasa digunakan zat pewarna anilin sulfat untuk mewarnai bagian dinding sel yang mengalami penebalan dari zat kayu atau lignin. Contohnya kulit biji, batok kelapa. 
sklerenkim
sklerenkim


Jaringan Pengangkut. 
Merupakan jaringan yang melaksanakan fungsi transport (pengangkutan zat) yang terdiri atas xylem dan floem. Secara bersamaan keduanya disebut berkas pembuluh (vaskuler).

  • Xylem. Merupakan sel mati yang fungsinya mengangkut air dan unsur hara. Xylem terdiri dari unsur pembuluh (trakea, trakeid), serabut xilem, dan parenkim xylem. Trakea dan trakeid merupakan sel mati yang tersusun membentuk pembuluh kapiler. Trakea penting pada tumbuhan bunga, selnya berupa tabung berdinding tebal (selulosa,lignin) yang ujungnya terbuka (lempeng perforasi). 
  • Floem (pembuluh tapis) terdiri atas sel hidup yang berfungsi menghantarkan zat hasil fotosintesis. Unsur utamanya adalah pembuluh tapis dan parenkim floem. Parenkim floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Serabut floem berfungsi sebagai penyokong. Sel pembuluh tapis berbentuk silindris dengan sitoplasma tanpa inti. Dinding selnya lebih tipis dan tidak berlignin. 

Berkas pengangkut dapat tersusun membentuk beberapa tipe:
  • Konsentris. Xylem dan floem membentuk cincin silindris.
    • Amphicribral. Xylem ditengah dikelilingi oleh floem
    • Amphivasal. Floem ditengah dikelilingi oleh Xylem
  • Radial. Xylem dan floem tersusun berselang-seling.
  • Kolateral. Xylem dan floem terletak bersebelahan. Xylem dan floem terletak bersebelahan. Xylem dibagian dalam dan floem dibagian luar.
    • Kolateral terbuka bila diantaranya terdapat kambium
    • Kolateral tertutup tanpa kambium diantara xilem dan floem
    • Bikolateral bila susunan xylem terapit ditengah oleh floem
amphicribral
amphicribral ; xilem di tengah dikelilingi oleh floem
amphivasal ; floem warna biru dikelilingi oleh xilem warna merah
bikolateral
bikolateral ; xilem diapit oleh floem
bikolateral
bikolateral
radial
radial
kolateral-tertutup
kolateral tertutup
kolateral-terbuka
kolateral terbuka ; 1=kambium,2=xylem,3=floem

sumber gambar:
http://www.cas.muohio.edu/~meicenrd/bmz116/PlantBod/Ram.gif
http://www2.puc.edu/Faculty/Gilbert_Muth/art0037.jpg
http://www.sbs.utexas.edu/mauseth/weblab/webchap6apmer/web6.1-4.jpg
http://www.sciencephoto.com/image/30179/530wm/B7450331-Stomata_on_epidermis_of_rose_leaf-SPL.jpg
http://classconnection.s3.amazonaws.com/431/flashcards/1134431/png/stomata_labled1328672510165.png
http://farm4.staticflickr.com/3199/2949212701_59cf1fbaf3_z.jpg?zz=1
http://www.etitudela.com/profesores/rma/celula/images/tricomas.jpg
http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/library/webb/BOT410/410Labs/LabsHTML-99/Epidermis/Image145.jpg
http://tepapa.files.wordpress.com/2010/03/bulliform-cells-e1269822779412.jpg
http://www2.puc.edu/Faculty/Gilbert_Muth/phot0022.jpg
http://www.nana-bio.com/e-learning/image%20e-learning/parenchyma.jpg
http://www2.puc.edu/Faculty/Gilbert_Muth/art0066.jpg
http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/library/webb/BOT410/410Labs/LabsHTML-99/Stems-1/amphicribralFernTolBlue.jpg
http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/library/webb/BOT410/410Labs/LabsHTML-99/Stems-1/Image288.jpg
http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/library/webb/BOT410/410Labs/LabsHTML-99/Xylem/Image174.jpg
http://accessscience.com/loadBinary.aspx?aID=4301&filename=544500FG0050.gif
http://www.cls.zju.edu.cn/sub/fulab/plant_Antomy/plant/vtxylem/vascul1/images/1060n.jpg
Lanjut Baca »